Koran.co.id – Di tengah hiruk pikuk perkembangan sosial media dan budaya pop, nasionalisme di kalangan generasi muda, khususnya para Gen Z, sangat
dipertanyakan. Sebagai generasi yang bertumbuh berdampingan dengan teknologi, Gen Z memiliki tantangan sekaligus peluang untuk menunjukkan rasa cinta kepada tanah air. Kita tidak bisa memungkiri bahwa anak muda sekarang lebih tertarik pada sosial media Tiktok, Instagram, dan Twitter (X), ketimbang mengikuti upacara
bendera.Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus Surabaya, semangat nasionalisme tidak hanya menjadi nilai yang cuma diwariskan saja, akan tetapi harus dibangkitkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gen Z ada antara tahun 1997 sampai 2012, mereka dikenal sebagai generasi
yang melekat dengan dunia digital. Mereka juga bisa menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk internet saja, mengonsumsi berbagai informasi, yang terhubung dengan budaya global. Di sisi lain, akses tanpa adanya batasan ini memberi mereka
wawasan yang sangat luas tentang dunia.Namun, hal ini cukup menyedihkan, disatu sisi, mereka sering dihadapkan pada lunturnya identitas budaya dan rasa cinta tanah air seperti, lebih hafal lirik lagu western dan K-pop dibandingkan dengan lagu-lagu nasional. Akan tetapi apakah ini menjadi kelunturan nasionalisme pada Gen Z? Tentu tidak sesederhana itu. Sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, Gen Z justru berbeda dalam posisi strategis untuk menghadapi tantangan ini.Mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen informan saja, akan tetapi juga sebagi creator dan penghubung pesan kepada masyarakat.
Gen Z mempunyai cara tersendiri untuk mengekspresikan nasionalisme,berbeda dengan generasi sebelumnya yang hanya mengekspresikan nasionalisme lewat upacara formal dan menghafal teks proklamasi.Gen Z, mereka menggunakan platform digital untuk mengangkat isu-isu sosial, mendukung UMKM, atau sekedar membagikan konten tentang keindahan negara Indonesia. Dengan memanfaatkan media sosial, mereka bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan menanamkan kebanggaan akan identitas bangsa.Mahasiswa Ilmu komunikasi juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi filter informasi. Di tengah maraknya content atau berita hoaks dan propaganda asing, mereka perlu memastikan bahwa informasi yang disebarkan tidak merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam hal ini, peran Gen Z sebagai penjaga literasi digital di era modern ini.
Sebagai bagian dari lembaga yang memiliki nilai nasionalisme dan sejarah yang kuat, mahasiswa ilmu komunikasi Untag Surabaya memiliki pandangan yang cukup unik tentang semangat kebangsaan.Kampus ini, yang berdiri dibawah nama“17 Agustus 1945”, sudah menjadi symbol dari semangat perjuangan bangsa. Mahasiswa tidak hanya mempelajari tentang teori komunikasi, akan tetapi mereka juga menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sosial dan akademik mereka. Di kelas, mereka mendiskusikan tentang isu-isu nasional sering menjadi bagian dari kurikulum. Contohnya, mahasiswa diajak untuk menganalisis bagaimana media mempengaruhi pandangan masyarakat tentang nasionalisme atau bagaimana peran komunikasi dalam menjaga kedamaian sosial.Di luar kelas, kegiatan seperti seminar kebangsaan, lomba yang bertemakan patriotism, dan bakti sosial sering mejadi sarana untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut.
Mahasiswa Ilmu komunikasi untag Surabaya memiliki keunggulan dalam hal kreativitas. Mereka tidak hanya memahami cara menyampaikan pesan, melainkan cara membuat pesan tersebut agar menarik dan tentunya efektif.
Dengan kreativtas ini, mereka dapat merancang berbagai program yang membangkitkan jiwa nasionalisme di kalangan Gen Z, seperti kampanye sosial menggunakan platform Tiktok, Instagram, YouTube, untuk membuat konten yang mengedukasi dan menginspirasi tentang pentingnya mencintai tanah air. Memproduksi film
pendek dan mengajukan kebanggan akan budaya Indonesia. Dan membuat podcast bertema kebangsaan, mengundang tokoh-tokoh muda atau influencer yang berpengaruh untuk membahas bagaimana nasionalisme dapat diwujudkan di kehidupan sehari-hari.Dengan melakukan pendekatan seperti ini, mahasiswa Ilmu komunikasi Untag Surabaya dapat menunjukkan bahwa nasionalisme bukan hanya nilai yang kuno atau suatu hal yang membosankan, tetapi sesuatu hal yang relevan dan bisa diwujudkan dengan cara yang modern.
Menanamkan semangat nasionalisme di kalangan Gen Z, sebagai generasi
yang akan memimpin bangsa di masa depan, Gen Z harus memahami bahwa
nasionalisme adalah fondasi yang tak tergantikan.Namun, nilai ini tidak akan bisa hanya ditanamkan melalui ceramah, pidato atau teori semata. Mahasiswa Ilmu komunikasi Untag Surabaya perlu menjadi teladan bagi teman-teman sejawat mereka dengan menunjukkan bagaimana nasionalisme dapat diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti mendukung atau menggunakan produk lokal, menggunakan platform mereka untuk mempromosikan produk Indonesia, membantu UMKM, dan mendorong masyarakat untuk bangga menggunakan hasil dari karya anak bangsa.Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekitar, mengabdi kepada masyarakat mengikuti kegiatan organisasi di kampung, mengikuti program mengajar di daerah terpencil, membantu korban bencana alam, atau bisa terlibat dalam kegiatan yang mempererat rasa solidaritas antar sesame dan tidak membeda-bedakan suku, budaya dan ras.
Saat ini masyarakat lokal semakin sadar akan pentingnya menyuarakan
kepentingan mereka sendiri. Berbagai cara untuk memperjuangankan isu-isu yang menyangkut tentang kehidupan warga setempat. Mulai dari menulis di blog atau sosial media, membuat video-video kreatif, di era digital saat ini, perjuangan bisa dilakukan lewat platform internet. Tetapi tetap tidak melupakan cara-cara tradisional seperti menilis di Koran laokal atau mengadakan pertemuan langsung
dengan masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana suara dan aspirasi warga bisa bisa sampai ke para pengambil kebijaka, sehingga perubahan nyata bisa terwujud di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Peran strategis mahasiswa dalam memperkuat nasionalisme, mahasiswa
Ilmu komunikasi Untag Surabaya memiliki peran yang kuat dalam memperkuat rasa nasionalisme di kalangan Gen Z, ebagai individu yang memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni, mereka dapat menjadi jembatan antara nilai-nilai tradisional bangsa dengan gaya hidup modern generasi muda. Dengan adanya
pendekatan kreatif dan inovatif, mahasiswa dapat membangun narasi nasionalisme yang relevan bagi teman-teman sejawat mereka.Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk menciotakan komunitas atau gerakan yang fokus pada penguatan identitas bangsa. Misalnya, dalam membentuk kelompok diskusi,memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan positif tentang pentingnya rasa cinta tanah air. Melalui langkah-langkah ini, mahasiswa tidak hanya memperkuat rasa nasionalisme di dalam diri mereka, tetapi juga bisa menginpirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Semangat nasionalisme di kalangan Gen Z, termasuk mahasiswa Ilmu komunikasi Untag Surabaya, adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan bangsa di tengah tantangan global. dengan memanfaatkan kreativitas, teknologi, dan nilainilai yang mereka pelajari, mereka Gen Z dapat menjadi agen perubahan yang tidak
hanya membanggakan Negara Indonesia, akan tetapi juga bisa memawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik, generasi emas Indonesia.Tindakan seperti ini dapat mendukung produk lokal Indonesia, menjaga keberagaman budaya, atau menyuarakan kepentingan masyarakat dapat menjadi sebuah langkah yang nyata untuk memperkuat rasa nasionalisme. Mahasiswa perlu terus menanamkan semangat kebangsaan dalam diri mereka dan komunitasnya, karena rasa cinta tanah air tidak hanya melalui kata-kata saja, tetapi juga dalam tindakan yang nyata dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Nama / NIM
: Calista Salsabila Azhari /1152300130
Mata kuliah / kelas
: Teknik Penulisan Ilmiah / T
Dosen Pengampu
: Dia Puspita Sari, S.Sosio., M.Si