Mahasiswa Ilmu Komunikasi Lestarikan Kesenian Tradisi di Untag Surabaya sebagai Bentuk Rasa Nasionalisme

banner 468x60

Koran.co.id – Anggota komunitas kerawitan mengenalkan alat musik gamelan kepada mahasiswa. Untag Surabaya, Selasa (10/12/2024). Sumber: Humas Untag Surabaya

Kesenian tradisional merupakan warisan budaya luhur dari nenek moyang yang memiliki nilai sejarah dan filosofi mendalam. Indonesia sebagai negara kepulauan, tentunya di setiap pulau memiliki ciri khas kesenian tradisional masing-masing yang menjadi kebanggan masyarakatnya karena merupakan identitas dan jati dirinya. Dengan berbagai ragam kesenian tradisional yang dimiliki negara Indonesia dapat menjadi potensi besar untuk bersaing dengan negara-negara lain dibidang kesenian maupun industry kreatif. Melalui pelestarian dan promosi kesenian tradisional, negara Indonesia mampu memperkenalkan keragaman budaya di kancah internasional. Terjaganya kelestarian kesenian tradisional dapat memperkuat identitas bangsa dan membuka peluang ekonomi yang signifikan di bidang pariwisata dalam bentuk kerajinan maupun seni pertunjukan.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan arus globalisasi, eksistensi kesenian tradisional menghadapi ancaman yang cukup besar. Salah satu dampaknya adalah minat generasi muda terhadap kesenian tradisional semakin berkurang, hal ini disebabkan karena pengaruh budaya luar yang menggeser kedudukan budaya lokal melalui perkembangan teknologi yang muda diakses. Terkadang kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia tidak sejalan dengan adat dan norma yang berlaku di tengah masyarakat, sehingga membawa dampak negatif terhadap kehidupan dan polah pikir generasi muda. Keadaan tersebut menjadikan generasi muda menganggap jika kebudayaan luar adalah tren dan gaya hidup, sedangkan budaya lokal adalah suatu hal yang ketinggalan jaman. Akibatnya kesenian tradisional yang seharusnya diwariskan dari generasi ke generasi saat ini mulai terpinggirkan oleh budaya luar yang digemari kalangan generasi muda.

Pengenalan kesenian tradisional sejak usia dini kepada generasi penerus bangsa menjadi sangat penting. Selain untuk memupuk rasa nasionalisme dan cinta tanah air, pengenalan kesenian tradisional kepada generasi penerus bangsa sejak usia dini juga dalam rangka melestarikan dan antisipasi sehingga tidak sampai terjadi kepunahan. Dengan memperkenalkan kesenian tradisional sejak usia dini, generasi muda akan lebih mengenal, memahami, dan menghargai warisan budaya mereka, yang pada gilirannya akan mendorong rasa memiliki terhadap seni dan budaya tersebut. Apabila sejak usia dini telah tumbuh kesadaran nasionalisme dan rasa memiliki terhadap kesenian tradisional, maka rasa khawatir terhadap luntunya jati diri Bangsa Indonesia adalah suatu hal yang mustahil terjadi.

Dari permasalahan yang dihadapi terkait ancaman terhadap eksistensi kesenian tradisional yang disebabkan pengaruh teknologi dan arus globalisasi, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya berinisiatif untuk menggerakkan tumbuhnya kesadaran berkesenian tradisional di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa di lingkungan kampus. Empat mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang tergabung dalam inisiatif ini adalah Daffa Dwi Fahrezzy, Rafi Putra Firmansyah, Habibi At-Thariq, dan Hendy Natanael, yang semuanya saat ini masih menempuh pendidikan semester tiga di prodi Ilmu Komunikasi. Kesadaran dalam melestarikan kesenian tradisional di kampus sebagai bentuk respon keprihatinan mereka terhadap seperangkat alat gamelan milik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang terabaikan dan menumpuk di gudang tanpa ada yang memanfaatkan. Dengan tekad yang kuat untuk melestarikan kesenian tradisional, mereka mengadakan beberapa kegiatan untuk menarik perhatian dan ketertarikan generasi muda khususnya mahasiswa di lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Usaha yang dilakukan oleh mereka mendapatkan sambutan yang cukup positif, dengan pendekatan yang penuh semangat, mereka mampu menarik minat 15 mahasiswa dari berbagai program studi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, diantaranya adalah mahasiswa dari Prodi Psikologi, Prodi Administrasi Negara, dan Prodi Teknik Informatika. Respon positif tersebut merupakan langkah awal yang baik untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan mahasiswa mengenai pentingnya melestarikan kebudayaan tradisional di tengah perubahan zaman.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Gagasan untuk mengaktifkan kegiatan kerawitan yang dilakukan oleh keempat mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi tersebut mendapatkan sambutan dan dukungan baik dari Yayasan Perguruan 17 Agustus Surabaya. Dukungan ini tercermin dari undangan yang diberikan kepada para mahasiswa untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus Surabaya, dalam pertemuan tersebut mereka diberi kesempatan untuk memaparkan gagasan mereka secara lebih rinci dan meyakinkan pihak yayasan mengenai pentingnya melestarikan seni tradisional di lingkungan kampus, serta bagaimana kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi citra universitas itu sendiri. Sejalan dengan slogan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yaitu “Kampus Merah Putih” yang berarti berkepribadian nasionalisme yang tinggi, kegiatan melestarikan kesenian kerawitan dikampus sejalan dengan visi dan misi baik universitas maupun Yayasan yang menaungi. Kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus Surabaya menegaskan komitmen mereka untuk tidak hanya memajukan pendidikan akademik saja, tetapi juga untuk turut andil dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal yang menjadi warisan bangsa di lingkungan kampus. Pihak yayasan melihat kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga unggul di bidang non akademis. Melalui dukungan yang diberikan, diharapkan gerakan pelestarian kesenian tradisional di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dapat berkembang dengan lebih baik dan berkelanjutan, serta memberi dampak positif bagi seluruh civitas akademika kampus.

Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas kerawitan tersebut mengadakan latihan secara rutin minimal satu kali dalam satu minggu, tidak jarang kegiatan latihan dilakukan untuk mengisi kekosongan jam pergantian kelas mata kuliah. Terkadang mereka melakukan kegiatan latihan dengan pihak eksternal, seperti dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, Latihan ini bertujuan membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk mendapat ilmu dan pengalaman dalam bidang kerawitan. Dengan adanya latihan bersama yang melibatkan berbagai pihak ini, diharapkan kesenian gamelan dan kerawitan dapat lebih dikenal dan dipelajari oleh lebih banyak generasi muda. Selain itu, hal ini juga memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, yang tidak hanya berfokus pada bidang akademik semata, tetapi juga pada upaya pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional.

Pelestarian kesenian tradisional di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya adalah bentuk kesadaran akan pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya lokal harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Melalui kegiatan-kegiatan yang digagas oleh keempat Mahasiswa Ilmu Komunikasi, seperti latihan kerawitan dan latihan bersama dengan dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, mereka tidak hanya berhasil menghidupkan kembali kesenian tradisional, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya tradisional kepada mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelestarian kesenian tradisional tidak hanya tanggung jawab satu pihak saja, melainkan perlu melibatkan kolaborasi antara berbagai elemen termasuk perguruan tinggi, yayasan, dan mahasiswa.

Melalui dukungan yang diberikan oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus Surabaya secara moral maupun material, semakin memperkuat tekad mahasiswa untuk selalu melestarikan kesenian tradisional yang sejalan dengan visi dan misi dari Kampus Merah Putih yaitu menciptakan kepribadian nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya Indonesia di kalangan generasi muda khususnya Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945.

Daffa Dwi Fahrezzy

1152300168

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *