Jadi Pemulung di Australia Bisa Kaya Raya

banner 468x60

Koran.co.id – Ketika mendengar kata “pemulung”, biasanya terpikirkan tentang mengumpulkan barang-barang seperti botol minuman, kardus, atau benda-benda lain yang dapat dijual. Namun, terdapat perbedaan dengan aktivitas “mulung” yang dilakukan oleh seseorang di Australia.

https://vt.tiktok.com/ZSLMsxMrK/

Dalam sebuah video TikTok yang diunggah ulang oleh akun Instagram @nenk_updatee pada hari Kamis (4/5/2023), terlihat seorang individu melihat barang-barang bekas di tepi jalan. Barang-barang tersebut sebenarnya sudah tidak digunakan lagi oleh pemiliknya dan diletakkan di tempat pembuangan.

Barang-barang bekas ini dapat diambil oleh orang-orang yang membutuhkannya. Yang menarik, barang-barang yang bisa diambil tidak sembarangan. Sebenarnya, barang-barang yang dibuang ini masih dalam kondisi baik dan memiliki nilai yang tinggi.

Dalam video tersebut, terlihat berbagai macam barang seperti catokan rambut, mainan, headphone, dan sebagainya. Tumpukan barang juga termasuk iPhone, iPad, dan bahkan laptop.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Pertanyaannya adalah, ada apa lagi? Ada laptop. Tidak mungkin! Ada iPhone juga, hahaha,” komentar pemilik akun dalam video tersebut.

Bahkan, terdapat juga mesin cuci, lemari, rak, ikat pinggang, serta sepatu dengan merk ternama. Pemilik akun juga senang menemukan catokan rambut karena dia tidak membawanya saat pergi ke Australia.

“Saya datang ke sini tanpa membawa catokan rambut, iseng-iseng melihat-lihat untuk membeli secara online. Tapi kemudian saya menemukan alat pengeriting dan catokan rambut di jalan,” jelasnya dalam video tersebut.

Video pendek ini langsung menarik perhatian warganet di kolom komentar. Beberapa warganet mengomentari bahwa beberapa negara memang menerapkan sistem serupa. Bahkan, ada beberapa negara yang memberikan barang-barang bermerek termasuk emas.

Ada juga yang bercanda bahwa jika barang-barang tersebut dibawa ke Indonesia, maka akan dikenai pajak. Beberapa orang merasa iri dan ingin pergi ke lokasi tersebut untuk mendapatkan barang-barang bekas tersebut.

“Hatiku meronta-ronta ingin pergi ke Australia,” tulis salah satu warganet dalam kolom komentar.

“Nanti kalau kita mengumpulkan di sana dan membawa ke sini, pasti akan ada pajak yang harus dibayar, repot,” sahut warganet lainnya.

“Saya juga sering menemukan jam tangan bermerek, emas batangan, kalung, cincin, gelang, dan tas-tas bermerek di Hongkong,” komentar warganet lainnya.

“Hatiku meronta-ronta untuk mengumpulkan barang-barang,” tambah akun lainnya.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *