Analisis Tantangan dan Kesetaraan Gender Perempuan di Dunia Kerja Modern

banner 468x60

Koran.co.id – Pada penelitian ini menganalisis transformasi peran perempuan di dalam dunia kerja di
Indonesia, mulai dari ranah domestic maupun ranah sector publik. Dari data ketenagakerjaan menunjukkan kesenjangan yang sangat signifikan, di mana dari 140 juta angkatan kerja di Indonesia hanya 40% adalah perempuan, dengan Tingkat Partisipasi Angka Kerja (TPAK) perempuan hanya sebesar 53,34% dibandingkan dengan laki-laki 82,27% kesenjangan juga
dapat terlihat pada aspek pendidikan, terutama pada tingkat SMP dan SMK. Para perempuan menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan karir, termasuk peran ganda sebagai
professional dan pengelola rumah tangga, driskriminasi gender, kesenjangan upah, serta hambatan dalam meraih posisi di atas. Meskipun kesetaraan gender terbukti memberikan
dampak positif bagi sebagian organisasi ataupun perekonomian melalui peningkatan produktivitas dan inovasi, diperlukan adanya kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-
kehidupan serta program pengembangan kepemimpinan khusus untuk perempuan dalam mencapai kesetaraan gender yang optimal.

Kata Kunci: Kesetaraan gender, peran ganda perempuan, kesenjangan upah, diskriminasi gender.

PENDAHULUAN

Peran para kaum perempuan di dalam dunia kerja telah mengalami transformasi yang sangat signifikan, dari yang sebelumnya terbatas hanya pada ranah domestik saja kini menjadi
lebih aktif di sektor publik. Saat ini kaum perempuan ikut andil dalam berbagai bidang seperti pendidikan, teknologi, politik, serta dalam hal menghadapi tantangan seperti kesenjangan gaji dan keseimbangan yang berat antara pekerjaan atau keluarga. Karir menjadi hal yang begitu penting bagi kaum perempuan di massa saat ini, karir secara sederhana sering kali dianggap sebagai suatu proses dengan tujuan bahwa para perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam hal untuk meraih sebuah kesuksesan, status sosial, pencapaian karir yang bagus, baik di dunia kerja ataupun di dunia pendidikan. Bagi kaum perempuan dalam mengembangkan karir tentunya hal ini memiliki tantangan tersendiri yang akan mereka hadapi, bahkan setiap saat kaum perempuan mengingat jika dibandingkan dengan kaum laki-laki, kaum perempuan masih jauh dibawah presentase.

Di dalam Data ketenagakerjaan, dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai angka 140 juta orang, hanya sekitar 40% adalah kaumL perempuan. Menteri ketenagakerjaan menilai hal tersebut disebabkan oleh angka Tingkat Partisipasi Angka Kerja (TPAK) dari kaum perempuan masih sangat jauh berada di bawah kaum laki-laki. Yakni, TPAK kaum laki-laki sebesar 82,27% dan kaum perempuan hanya mempeloreh angka presentase sebesar 53,34%. Menteri ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Menambahkan, data ketimpangan bagi perempuan juga sudah terlihat di dalam aspek pendidikan dimana hal ini yang menjadi modal dasar untuk bersaing di dunia kerja. Presentase angka kerja kaum perempuan yang berpendidikan rendah (SMP dan SMK), presentase kaum perempuan justru lebih rendah dibandingkan dengan kaum laki-laki.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Kesenjangan ini sangat patut untuk dipertanyakan, mengingat bahwa kesetaraan gender di Indonesia belum bisa dikatakan maksimal. Beragam hambatan pasti ada, para perempuan

berkecenderungan memiliki lebih banyak hambatan dalam berkarir dibandingkan dengan kaum
laki-laki. (Navarro-Astor et al, 2017) menyatakan bahwa penghambatan kaum perempuan dalam berkarir hal ini disebabkan oleh sulitnya untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan
keluarga, tentunya kedua hal tersebut sangat amat penting bagi kaum perempuan. Adanya hambatan yang menyebabkan karir kaum perempuan sangat lambat. Karir perempuan
seringkali mengalami berbagai masalah atau hambatan yang membuat langkah kaum perempuan menjadi sangat lambat dibandingkan dengan kaum laki-laki. Salah satu tantangan terbesar bagi kaum perempuan adalah peran ganda pada diri mereka, dimana mereka dituntut
untuk mengurus rumah tangga, dituntut sebagai ibu, sebagai istri, dan mengelola rumah tangga, dan tentunya mereka juga dituntut untuk menjadi profesional dalam bekerja. Hal ini dapat
menciptakan tekanan besar dalam diri mereka untuk membagi waktu dan energi, antara tanggung jawab besar sebagai pengurus rumah dan juga sebagai ibu serta mengejar karir.

Bahkan di tempat kerja perempuan kerap mendapatkan diskriminasi gender yang bisa dilihat dari adanya stereotip tentang kaum perempuan dalam kemampuan kepemimpinan
mereka. Kesenjangan antra kaum perempuan dan kaum laki-laki untuk posisi yang setara masih seringkalli terjadi, seperti kesenjangan upah begitu pula dengan sedikitnya kesemaptan untuk perempuan mendapatkan promosi yang diberikan kepada perempuan.

TUJUAN

Di dalam dunia kerja moder para perempuan masih sering menghadapi berbagai tantangan signifikan seperti kesenjangan upah dengan laki-laki, hambatan dalam meraih posisi
yang lebih senior atau yang lebih tinggi, diskriminasi terkait masa kehamilan serta tanggung jawab dalam mengasuh anak, dan pelecehan di tempat kerja yang masih marak terjadi.
Kesetaraan gender telah terbukti memberikan dampak yang positif, tidak hanya bagi kaum perempuan tetapi juga bagi organisasi serta memberikan dampak positif bagi perekonomian
secara menyeluruh, termasuk dalam peningkatan produktivitas, inovasi yang sangat baik, pengambilan keputusan yang lebih komprehesif, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi
yang inklusif. Untuk mencapai kesetaraan gender yang baik, tentunya diperlukan berbagai upaya kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan, program pengembangan kepemimpinan dan program mentoring secara khusus ditrgetkan untuk para
perempuan.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan narasumber yang bersangkutan,
dengan metode wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang masalah-masalah yang sering dihadapi oleh perempuan saat bekarir di era modern ini,
khususnya terkait dengan adanya kesetaraan gender. Penulis ingin memahami lebih detail bagaimana cara perempuan dalam menghadapi berbagai hambatan di dunia kerja. Dimulai dari
diskriminasi yang tidak terlihat sampai kesulitan dalam mendapatkan posisi yang setara dengan laki-laki di era modern ini. Selain itu, penulis ingin mendengar langsung dari perempuan
tentang harapan mereka dan cara yang mereka gunakan untuk mengatasi tantangan yang ada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menciptakan lapangan kerja yang lebih adil, di mana kaum permpuan dan laki-laki mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.

PEMBAHASAN

Memiliki karir yang sukses merupakan sebuah impian yang sangat didambakan bagi kaum perempuan di era modern ini. Bukan hanya perkerjaan yang didapatkan, hal yang sangat
mendasar bagi kaum perempuan dapat termotivasi salah satunya adalah finansial yang didapatkan stabil. Dengan menjalankan peningkatan karir diharapkan, kaum perempuan dapat
memiliki penghasilan sendiri dengan kemampuan yang dimilikinya. Di Negara Indonesia peluang kerja bagi perempuan begitu variatif. Banyak perempuan yang berprofesi menjadi guru, polwan, pilot, bahkan sampai ada yang menjadi pimpinan di sebuah prusahaan ataupun
instansi. Tidak hanya itu ada pula perempuan yang bekerja sebagai pekerja pabrik, pedagang, driver ojek online dan kurir paket.

Berikut hasil wawancara dengan narasumber yang terkait. Di dunia kerja saat ini masalah ketidaksetaraan gender sering kali terjadi, situasi ini terlihat dari pengalaman Amanina, seorang perempuan yang berusia 20 tahun bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Hasil dari wawancara dengannya, diketahui ada beberapa masalah terkait dengan diskriminasi yang ia alami, mulai dari dipandang sebelah mata oleh rekan kerja maupun atasan karena masih muda dan juga perempuan, dibatasi juga peran kerjanya, sampai di beri upah lebih rendah dari rekan kerjanya yang laki-laki. Permasalahan seperti ini sering kali dialami perempuan muda di tempat kerja, dimana mereka terlebih para perempuan menghadapi dua tantangan sekaligus: dipandang kurang mampu karena gender dan usianya.

Sebagai upaya untuk mengembangkan karirnya, Amanina mendapati beberapa
hambatan yang cukup mendalam. Ia sering diberi tugas-tugas yang sederhana padahal ia mampu mengerjakan hal-hal yang besar, mendapatkan gaji yang rendah dibanding rekan kerja
yang laki-laki, dan ia juga serung mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan saat diskusi kerja seperti pendapatnya sering dipotong atau diabaikan. Meskipun sudah ada
peraturan tentang kesetaraan gender di tempat kerja, masih harus banyak yang harus diperbaiki. Para petinggi perrusahaan perlu membuat kebijakan internal yang lebih memfokuskan
kesetaraan gender dan dengan teratur mengawasi apakah masih ada tindakan diskriminasi yang masih terjadi.

Hal yang menarik, dari pengalaman Amanina ini juga terlihat bagaimana ia menghadapi tantangan tersebut. Bukannya menyerah, dia bahkan semakin terpacu untuk membuktikan
keterampilannya melalui kinerja yang sangat baik dan terus meningkatkan kecakapannya. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan muda seperti Amanina aktif berjuang untuk mendapatkan posisi dan pengakuan yang setara di lingkungan kerja yang masih didominasi akan cara pandang seseorang yang masih mengutamakan kaum laki-laki.

Bagi kaum perempuan karir merupakan peluang kerja yang teramat penting di era modern ini. Sebelumnya, peran kaum perempuan di dalam lingkup masyarakat kerap kali dibatasi dalam peran rumah tangga dan cara pengasuhan anak. Akan tetapi, saat ini sudut pandang masyarakat telah berubah. Namun ada beberapa juga yang masih mempertahankan pola pikir mereka yang terdahulu, kini kaum perempuan memiliki kesempatan yang setara dalam mengejar karir dan meraih prestasi yang bagus di berbagai bidang.

KESIMPULAN

Kesetaraan gender di dunia kerja modern masih menjadi tantangan yang sangat serius, tantangan-tantangan seperti kesenjangan upah, kurangnya representasi, dan diskriminasi perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius. Namun dalam beberapa dekade terakhir ini. Perubahan yang cukup signifikan dalam peningkatan partisipasi perempuan di dalam dunia kerja, pemberdayaan ekonomi, pengembangan keahlian, perubahan pola di keluarga, norma sosial, dan pengaruh mengenai pandangan terkait gender di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

grehanson, g. (2024, 9 27). kaum perempuan masih mengalami diskriminasi dan kesenjangan karir di
lingkungan kerja. Retrieved from ugm.ac.id: https://ugm.ac.id

Manker: Gender shaming, s. s. (2022, 1 19). Manker: Gender shaming, salah satu penghambat perempuan di dunia kerja. Retrieved from kemnaker.go.id: https://kemnaker.go.id

Ratnasaari, R. A. (2013). pemetaan dan pedoman Tingkat Partisipasi Angaktan Kerja (TPAK) Perempuan di provinsi jawa timur dangan pendekatan model probit . jurnal sains dan seni
pomits vol. 2, No. 2, 1-2.

Siregar, M. F. (2023). Pentingnya Pengembangan karir bagi perempuan di masa kini. pentingnya pengembangan karir bagi perempuan di masa kini, 90-9

Calista Salsabila Azhari / 1152300130
Komunikasi Massa / R
Dosen pengampu : Wahyu Kuncoro, S.T., M.Med.kom
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *